Sunday, December 11, 2011

"It Will Be Allright, For I Am With You.."

Read: Haggai 2:1-9 
The people of Israel had returned from exile just a few years before. They came back to a place that was home and yet not home. They had to live alongside with the unfamiliar ‘remnant’ in the land. They had to rebuild homes and businesses. They suffered through drought. Most of all, they had to rebuild the Temple and reconcile the faith they kept in exile with the faith they now needed to sustain them in the future. Their lives were unsettled and uncertain, full of unease and anxiety.

In the midst of their struggle, the Lord encourages the people to be strong, to be courageous, to keep on, to move forward, to not let the past become the definition of the future. “It will be alright,” says the Lord, “for I am with you.”

Today, we, too, live in uncertainty and unease. Some of us wonder whether we can make it through tough economic times, or whether we will have a job tomorrow or next year. We fear the terrorist from another shore and the thief down the street. Even our familiar ways of faith are unsettled. Yet in this season, God reminds us in a most amazing way, with the birth of a child, that God is still with us and will bring us Shalom, wholeness, peace, and rest.


- IES Church Devotional Digest, 10-Dec-2011

Thursday, November 03, 2011

The Art of Losing Something


Hmmm ga tahu kenapa tiba-tiba ingin menulis seni dari kehilangan sesuatu.
Tiba2 ingin saja, mungkin saja.

Saya pernah merasakan kehilangan. Bukan kehilangan sesuatu yang saya perlukan atau tidak melalukan sesuatu yang bisa ‘membunuh’ saya, tapi bener-bener kehilangan sesuatu yang saya sayangi.
Percayalah, salah satu pelajaran yang paling SANGAT menempah saya hingga menjadi sekarang ini adalah losing something, not all things I have last forever.

Salah satu yang paling saya takutkan adalah kehilangan anggota keluarga saya. Terakhir, saya kehilangan nenek saya. Saya teringat bahwa bulan ini sudah bulan November, sudah mau akhir tahun, sudah mau Natal dan kumpul keluarga besar.

Saya menyadari bahwa saya tidak akan pernah ketemu lagi dengan nenek saya. Untuk sekarang, saya belum bisa membayangkan bagaimana rasanya ibadah tutup tahun tanpa nenek saya biasanya memberikan petuah. Saya sudah terlampau biasa dengan itu. Saya sudah terlampau sayang dengan nenek saya.

Hhh, I miss your voice so much, Grandma. T_T

Apalagi katamu terakhir kita bertemu, aku harus benar-benar serius belajar, menyelesaikan sekolahku yang kali ini, agar nenek bisa datang ke Jakarta dan melihat aku wisuda. Kamu juga bilang, akan mengusahakan kesehatan juga agar bisa melihat wisuda itu hingga waktunya. Tapi tidak, nenek ga bisa menepati janji kepadaku. Tuhan sudah duluan mengambil janji nenek. Namanya janji adalah janji, bisa tertepati, bisa tidak kan?

Tapi,
Apapun hal saya kehilangan itu,
Saya pernah kehilangan anggota keluarga saya
Saya pernah kehilangan cinta saya yang pertama
Saya pernah kehilangan kesempatan
Membuat saya jadi berpikir ..

Hidup pada waktunya ada akhirnya. Ada awal, ada ujung.
Rasa kehilangan akan berakhir.
Rasa kehilangan akan terlupakan ketika saya meninggal.
Di alam lain sana, saya tidak akan mengingat apa2 lagi yang saya punya di dunia, orang-orang yg sudah saya kenal dan sesuatu yg sudah saya jalani di dunia.
Aku tidak akan mengingat lagi nenek, orangtua saya, sahabat2 saya, orang2 yg pernah menyakiti saya, dan kamu yang membaca ini.
Saya selalu mengingat fakta itu setiap melihat segala sesuatu di dunia.

Bahwa hidup saya hanya persinggahan. Hanya sebentar mengenal seseorang, kemudian saya/dia pergi.
Hanya mencengkram persepsi sesuatu itu di pikiran sebentar, kemudian saya tidak akan mengingatnya lagi.

Bahwa inti hidup adalah justru kehilangan.
Mati.
Tetapi nya,
Sesuatu harus mati, agar tunas baru bisa tumbuh
Seseorang harus kehilangan sesuatu, supaya orang itu bisa “hidup”.
Seseorang harus kehilangan sesuatu , supaya paham menghargai sesuatu itu dari awal sebelum kehilangan.

Saya tahu, saya akan kehilangan segala sesuatu suatu hari nanti & tidak bisa menemukannya lagi.
Karena itu, saya harus bnr2 memperlakukan sesuatu dengan baik, dari awal.

Saya tahu, suatu hari nanti saya tidak akan merasakan lagi rasanya kehilangan.
Karena itu, saya tidak akan berhenti cuma karena kehilangan.
Saya tetap akan meneruskan kuliah, walaupun nenek saya tidak bisa melihat saya wisuda lagi.

The art of losing something.

Sunday, October 23, 2011



... I guess my breast has been growing up, bigger :') he he he

Friday, October 21, 2011

Science is FUN! :D

It is called Poggendorf Illusion.

For other illusions, you can learn by yourself here :D :
http://www.michaelbach.de/ot/ang_poggendorff/index.html

Sunday, August 28, 2011

Future Dream


HOME
Where Each Helps For Each Other & All Live for GOD.

Monday, August 22, 2011

Rememberance Effect


"Everything lives as long as we remember it.
But once we forget it, it will rest in peace." 
- Linda, August 22th 2011-

Friday, August 05, 2011

Memang Kuk-Nya Ringan

Dua ayat ini terus ada di benak saya beberapa hari ini.

Ulangan 30:11-14
"Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? Tetapi Firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan!"

Bandingkan dgn nubuat Yeremia kepada bangsa Israel di ayat Yeremia 31:33-34 :
"Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman Tuhan: Aku akan menaruh TauratKu dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umatKu. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikian firman Tuhan, sebab Aku akan mengampuni kesalahan merekea dan tidak lagi mengingat dosa mereka"

Saya sering mempertanyakan selama ini, apakah kuk yg diberikan Tuhan memang benar ringan & dapat dilaksanakan manusia ?
Saya berusaha mencari kuk yang dimaksudkan Tuhan itu seperti apa.
Dan di zaman PB ini, kuk Tuhan hanya ada dua, mengasihi Dia dengan sesama.

Setelah aku coba renungkan, kegiatan mengasihi itu sebenarnya tidak susah kan ya?

Perkara yg sangat mudah untuk terjadi, ketika kita tiba2 mengasihi / mencintai seseorang. Perkara yg sangat mudah ketika berhubungan dengan orang yg kita kasihi terasa ringan dihadapi, karena kita sudah mencintai / mengasihi org tersebut.

Menurut saya, yang sebenarnya membuat kuk "kelihatannya" susah adalah dari diri sendiri. Menahan ego.
Ego menolak untuk mengasihi org lain.
Ego saat keinginan pribadi selalu ingin ditempatkan di atas kepentingan org yg dikasihi.


Kembali lagi, kuk mencintai sendiri tidak susah.

Seperti saat jatuh cinta, permasalahan lain2 seperti tidak terasa :)

-----------------------------------------

Dalam kedua ayat di atas, ada kekonsistenan bahwa baik Musa dan Yeremia menegaskan Firman Tuhan tidak susah utk dilakukan jika Firman itu dekat di dalam mulut dan benar2 dituliskan di dalam loh hati.

Thursday, July 28, 2011

Bukankah begitu, Cinta?

Cinta — kata itu terlalu sering dirapalkan, teramat acap dihapalkan.
Seindah lembayung senja, seteduh berkah rembulan.
Namun ketika teresap terbilangkan, aku pikir kesucian dan maknanya bisa memudar,
——— secepat embun pagi yang menguap di bawah terik hitam matahari.

Ada kah yang merasa begitu?
Ketika cinta terkatakan, hilang kemurniannya?

Monday, July 11, 2011

[Life Reflection] Happy Twenty Two! (Part III: Love)

[... cont'd]

3. Cinta
Cinta? Masih seperti tahun2 lalu, saya masih bingung, completely unskilled. Masih terseret-seret pengetahuan saya semenjak kepercayaan tentang cinta roboh beberapa tahun lalu. Tapi, di umur saya 21 beranjak 22 tahun kmrn, tanpa saya inginkan, something happened to my love life.

Saya tiba2 bertemu dengan seorang pria di kampus (note: sebelum masuk ke Hukum, saya sudah mutusin untuk ga ngurusin hal2 ini dulu, fokus kuliah dulu). Yep, pria yang saya ceritakan disini. Pria yang saat pertama kali melihat, POPPED!, kata yang terlintas di kepala adalah “marriage” (-_-)"a. Pria yang “indah”, tidak tahu dari mana, tapi "indah". Satu semester sudah berlalu dan saya masih belum bisa memahami sama sekali perasaan saya ke dia dan mengapa bisa. Entahlah, dia benar-benar membangkitkan sesosok wanita lembut saya seperti beberapa tahun lalu. Rasanya seperti ingin menjaga dia, menolong dia sebagai seorang wanita. Saya tidak mengakuinya sebagai cinta sekarang (karena belajar dari pengalaman lalu, saya harus mengenal seorang pria dulu sebelum ke suatu term yang serius, yaitu cinta), tapi sampai saat ini, dia sudah membuat saya melakukan beberapa extraordinary things. Extraordinary things yang ga pernah saya lakukan ke pria2 lain beberapa tahun ini. Saya ga bs menjelaskannya, tapi saya tahu pria ini berbeda & akan sll memperlakukannya berbeda.

Tapi anehnya, seiringan dengan perasaan saya yg ga bisa dijelaskan, ada perasaan legowo klo Tuhan berkehendak lain, jika bukan saya yang menjaga dia di sisa hidupnya nanti. Ntahlah kenapa perasaan legowo ini ada karena saya udah belajar merelakan di hubungan yang sebelumnya atau gimana. Tapi dari awal saya memperhatikan dia hingga sekarang, saya selalu melihat dia laki2 yang baik utk diajak di dalam suatu hubungan & setia dari awal. Saya benar2 berharap dia bisa dapat wanita yang terbaik, walaupun saya ingin menjadi wanita yg terbaik itu sejak saya pertama kali bertemu.

Itu saja yang bisa saya ceritakan mengenai pria ini. Benar orang yang baik, benar2 perasaan yang indah, dan saya tidak mau meninggalkan perasaan yang indah ini dengan begitu saja dalam keadaan yang tidak indah.

Terakhir, untuk hal pasangan saya menikah nanti, saya tidak mau keras kepala lagi sekarang. Saya berpikir, mencari kriteria orang yang disukai / dicintai itu berbeda dengan mencari kriteria orang yg bisa kita ajak nikah. Dan saya benar2 bodoh dalam kedua hal itu. Terserah kriteria terbaik Tuhan seperti apa & membawa saya ke proses mana. Kalaupun harus ngalamin beberapa kali jatuh-bangun-cinta lagi, saya tidak akan takut utk patah hati dan tidak mau menjadi “bodoh” atau terhenti lagi, karena saya percaya pada akhirnya Tuhan akan ngasih pria yang TERBAIK ke saya. Pria yang benar2 menyadari peranan Tuhan di dalam hidupnya. Pria yang bersama2 bisa diajak utk membangun “mezbah Tuhan” di dalam keluarga. Pria, yang ketika melihat dia, saya bisa melihat wajah Tuhan di dalamnya.

Pria yang bisa melihat saya & pernikahan & keluarga nanti, tidak dari sudut pandang cinta manusia, tapi dari cinta Ilahi yang ada di Alkitab. Pria yang melihat saya & anak2 dengan definisi kasih ini
:
1 Korintus 13:4-7 :
13:4  Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5  Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6  Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7  Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.


Definisi pernikahan untuk saya sekarang adalah berdasarkan itu. Ya, hanya berdasarkan itu. Saya ingin sekali menikah dengan pria yang berdedikasi ke Tuhan & saya yakin suatu hari nanti Tuhan akan memberikan pria itu dan yang benar2 memahami ayat 1 Korintus 13 di atas. Dan Tuhan juga akan menjadikan saya menjadi seorang wanita yang seimbang dengan pria tersebut.

------------------------------------------------------------

Sekian review hidup saya ini hingga umur saya 22, teman2. Terima kasih untuk teman2 dekat saya yang sudah membantu mendewasakan saya selama ini. Sampai jumpa tahun depan, teman2! :) :)

[Life Reflection] Happy Twenty Two! (Part II: Parents)

[... cont'd]

2.    Orangtua
Orangtua .. orangtua saya dan saya sangat berbeda sekali. Banyak hal, mulai dari cara melihat agama, teman, tetangga, dan yang paling utama berbeda adalah KEBEBASAN. Ayah & ibu saya OVER-PROTECTIVE terhadap anak2nya, sedangkan saya tipe manusia yang sangat membutuhkan kebebasan dan kepercayaan. Saya tidak habis pikir kenapa orangtua sering melarang utk mengetahui lebih banyak lagi hal di luar sana. Saya ingat dari saya kecil, alasan saya sering marah2an terhadap ortu adalah karena ini.

Tapi satu tahun ini belakangan ini, saya berpikir tentang suatu hal mengenai orangtua saya. Mungkin memang cukup banyak hal yg SANGAT berbeda di antara saya dan orangtua saya, mungkin banyak hal yang akan selalu membuat saya dan orangtua saling sleg2an, tapi setelah saya mengintropeksi ke belakang lagi, saya berterima kasih, sangat berterimakasih ke orangtua saya atas 3 hal. 3 hal penting  yang sudah diajarkan orangtua saya, dimana benar2 menjadi bekal sangat penting di hidup  saya sekarang. Hal-hal ini berperan besar dalam membantu saya menata hidup kembali sekarang.

Satu, mengenai hal mendengar orang lain. Dulu saya ingat, sejak kecil, saya memang suka menanyakan & berdiskusi tentang segala sesuatunya. Belum selesai orang menjawab, saya sudah bertanya lagi. Ayah saya paling tahu itu, karena dia orang yang paling sering saya tanya. Saya ingat, suatu hari, saya lupa kapan persisnya, yang pasti saya masih SMA, saya sedang berdiskusi dgn ayah dan kemudian saya ditegor KERAS oleh ayah saya karena saya selalu tidak sabar untuk mendengar jawaban atau penjelasan orang lain secara komplit dulu. Selalu memotong giliran orang lain menjawab dengan pertanyaan/pendapat. Kalau kamu mengajukan pertanyaan, kamu harus sabar mendengar jawaban juga, kata ayah. Saya merasa disitu mendapat sesuatu yang sangat keras. Saya seperti terlempar ke masa lalu mengingat2 cara saya berbicara sebelumnya, dan mmg iya. Sejak itu, perkataan ayah saya itu selalu jadi pengingat & membentuk cara saya berkomunikasi sekarang, seperti teman2 bisa lihat. Saya sangat bersyukur bisa mendapat pelajaran itu dari ayah, karena semakin kemari saya semakin menyadari mendengar orang itu sangat penting. Itu sesuatu yang harus disadari & dipunyai setiap orang.

Hal kedua, mengenai hal tidak boleh cepat menyerah. Ayah saya lagi2 orang yang paling mengenal saya di rumah. Ayah saya tahu banget saya ini mempunyai “bakat” cepat menyerah dari kecil. Saya ingat banget, waktu SD saya sering minta ngerjain peernya cuma sama bokap. Minta digambarin, minta dikerjain tugas matematika perkalian yang ga bisa saya selesaikan lah dll. Hingga sampai awal kuliah di Psiko, saya masih jadi orang yang cepat menyerah. Tapi, masalah2 yang menimpa saya di Indonesia menjadi titik balik saya dalam hal ini. Sewaktu menghadapi masalah2 itu, ayah saya selalu menasehati dan menyemangati saya, “Hidup ga boleh cepat menyerah, nak. Klo menyerah sekarang, lantas apa yg akan kamu  dapat di masa depan? Apa yg kamu lakukan di masa depan?”. Saya memahami nasehat itu dengan proses yg sangat sulit sekali, hingga suatu titik saya benar2 menyadari mau ga mau, hidup memang harus dijalani & ga boleh menyerah hanya karena kesulitan di satu bidang hidup saja. Dari titik balik itu, saya mulai tetapkan dalam hati hingga sekarnag, mau segimanapun masalah saya yang datang, saya tidak boleh cengeng, menghindar, dan menyerah. Harus berani keep head up & menghadapi menyelesaikan masalah itu.

Hal ketiga, adalah hal tentang kesabaran. Kali ini ibu saya yang berperan dalam hal ini. Jujur saja, saya sudah cukup banyak mengecewakan orangtua saya dengan melewatkan banyak kesempatan demi ego saya. Demi ego saya itu, saya juga harus menghadapi masalah2 sebagai konsekuensi atas itu. Saya cukup lama melewatkan masa2 sulit, tapi selain dukungan tetap maju dari bokap, nyokap juga punya peranan yang sangat besar dalam hal saya menata hidup sekarang. Ibu memang bukan pemberi saran yang baik (karena pada dasarnya cerewet :)), tapi dalam menghadapi saya beserta masa2 sulit dulu, saya bisa merasakan kesabarannya. Selama masa2 sulit saya itu, nyokap ga pernah marah2 ke saya, walaupun saya tahu dia juga tertekan. Jika saya melihat gambar lebih besar tentang ibu saya, saya bersyukur mempunyai dia. Saya bersyukur mempunyai role-model bagaimana seharusnya seorang wanita. Dia mengajarkan bahwa kriteria satu2nya yang paling menggambarkan wanita adalah SABAR. Wanita itu harus sabar. Terhadap segala sesuatu. Agar dapat menjadi pilar penahan juga, apabila kepala keluarga tidak bisa menjadi pilar penahan keluarga.Saya ingin menjadi wanita yang sabar seperti ibu saya.

Belum ada hal yang bisa dibanggakan & bisa diberikan dari saya ke ayah & ibu saya sekarang. Saya masih payah, masih harus byk ditempah. Tapi, saya bersyukur, saya masih memiliki ayah & ibu yg masih bisa menemani, saya bersyukur mempunyai ayah & ibu adalah mereka. Benar bukan kebetulan atau main dadu, Tuhan memilihkan siapa orang tua kita. Saya cuma bisa bilang, dari hati saya yg terdalam sebagai anak, mereka benar2 sudah menjadi orangtua yang sukses menjalankan perannya dengan baik. Mereka berhasil mengajarkan anaknya menjadi pribadi yang lebih baik, menyadarkan anaknya harus benar2 bertanggungjawab terhadap hidupnya, dan semakin menjadi pribadi yang dewasa. Tuhan HARUS melihat itu.

[Life Reflection] Happy Twenty Two! (Part II: GOD)

Holaaa teman2 ^ ^, akhirnya saya balik ke blog lagi & akhrinya bisa punya cukup banyak waktu untuk menulis sejenak entri tentnag review hidup saya hingga umur 22 skr ini J

Well, yes 1 Juli 2011 kemarin akhirnya saya resmi mengakhiri masa lajang umur 21 saya.

There are still not many big accomplishments I made again, but I know my life is in right track now. And something in me keeps growing & better.

Ok, umur 22 ... lets see saya sudah mempelajari apa saja ya ... here they are, beberapa hal yg saya pikirkan di hidup selama setahun ini :

I. Tuhan
OK, ini poin yang pertama saya tulis, tapi terakhir yang saya selesaikan hehe. Mulai menulis beberapa baris, terus bingung dan berhenti menulis poin ini, kemudian beralih menulis poin “orangtua” & “cinta” terlebih dahulu. Kemudian balik ke poin “Tuhan” ini lagi. Poin yang sangat sulit dimulai dari mana.

Hmm tentang Tuhan .. apa yang saya tahu tentang Tuhan hingga genap umur saya 22 tahun ini?

...

Saya merasa masih banyak yang harus saya pelajari tentang Tuhan. Benar2 banyak, literally. Saya bingung mau nulis apa. Yang satu2nya saya ingat selama setahun ini : Harus  mengandalkan Tuhan selalu. Apapun yang terjadi & ajaran2 Tuhan yang saya pelajari setahun ini, yang harus selalu dipegang adalah : Harus mengandalkan Tuhan selalu. Itu yang membuat seseorang bisa terus bertumbuh dalam iman.

Dan oia, satu ajaran Tuhan yang benar2 nampol saya banget di akhir umur 21 tahun kemarin, setelah sekian lama saya coba pikirkan, memang tidak ada manusia yang benar2 di atas manusia yang lain. Baik seseorang sudah mengenal Tuhan lebih lama daripada yang lain, tetap tidak menjadikan dia lebih baik atas sesamanya. Akan selalu ada kekurangan2 spiritual di setiap orang yang mana membutuhkan orang lain untuk menegur & mengajarnya. Judging people with love and be ready to receive correction with humbleness as well.

                                                                                                    [... cont'd]

Friday, July 08, 2011

Standar Ganda Korupsi Masyarakat Indonesia :)

Tadi di jalan saya tiba2 berpikir apakah keadaan bernegara yang semakin bobrok terjadi di Indonesia mungkin adalah karena keadaan masyarakat & dosa masyarakat sendiri? Di masyarakat, seperti kita sadari sendiri KKN adalah bukan kata & praktek yang asing, baik hal-hal yang kecil ataupun besar, baik untuk pekerjaan yg sederhana, seperti mengurus KTP saja masyarakat masih “mengaminkan” penyuapan, hingga ke pekerjaan besar seperti PNS, yg mana MASIH BANYAK anggota masyarakat yang menyuap masuk. Memang aneh rasanya, jika masyarakat yang korupsi menginginkan pemerintahan yang tidak korupsi. Jangan2 pemerintah sekarang dibuat semakin korupsi & bobrok sebagai sentilan dari Tuhan karena masyarakat sendiri masih tidak menyadari dirinya juga melakukan korupsi? Supaya masyarakat sadar bahwa pemberantasan korupsi itu harus dimulai dari bawah, dimulai dari yang menuntut hilangnya korupsi itu sendiri.

Kalau anda sendiri, bagaimana pendapatnya tentang alasan kenapa korupsi Indonesia bisa seperti lingkaran setan seperti sekarang ini? :'(

Wednesday, July 06, 2011

Don't Make Me Love You (Till I'm Ready)

Don't make me love you till I'm ready
Don't make me give you more than my kisses
I need you to go slow and steady
Don't make me love you till I'm ready

Oh, why you wanna rush into my life
Don't you wanna stop and get to know me better
We got all the time in the world tonight
And if we're meant to be we'll be together, hmm
Stay around just slow it down
Till we find out if we got what it takes

Don't make me love you till I'm ready
Don't make me give you more than my kisses
I need you to go slow and steady
Don't make me love you till I'm ready

Everything I know about you so far
Makes me believe that you're the one for me
But there's still a lot that's on my mind
And I need time before we go further
Don't you see?
So hold me, hold me
But don't be thinking I don't want you too

Don't make me love you till I'm ready
Don't make me give you more than my kisses
I need you to go slow and steady
Don't make me love you till I'm ready

It's been a little bit of a mystery
Let's wait till we have a bit of history
Behind ourselves ooh yeah
You don't got to be in such a rush
We can live for the moment if we trust
We'll be right here tomorrow, oh yeah


Don't make me love you, love you
Don't make me give you, uh, uh
I need you to go ooh yeah
Don't make me love you, uh, uh, oh yeah


I wrote this because I am a big fan of Christina ^^ hahahaha

Wednesday, June 29, 2011

Janganlah bangga dengan wajahmu yang tampan atau cantik, karena wajah terakhirmu adalah tengkorak.
Janganlah bangga dengan rumahmu yang megah,
karena rumah terakhirmu adalah kuburan.
Janganlah bangga dengan tempat tidurmu yang empuk,
karena tempat tidur terakhirmu adalah tanah.
Janganlah bangga dengan sederet gelarmu,
karena gelar terakhirmu adalah almarhum.

~ Dari Buku Renungan ~

Tuesday, June 28, 2011

MY WORST NIGHTMARE!

Ok, this morning I got woke up with terrible feeling. I had a nightmare .. THE WORST WORST WORST NIGHTMARE I’ve ever had in my entire life!! X_X.

It's about death. I dislike death, especially if people I love died.. that's the reason why I NEVER want to attend burial ceremony; mourning in home is still okay to go.

So, the nightmare was about my friend (who is very meant to me) died. Lets call "H". In that dream, H was dead because of train accident. I was told by someone in that dream that he died because stood up near the neck of train wagon, then there were some shakes, and he lost balance and fell off to under the rails of train. Can you imagine that?? It's too scary information in dream.

Then after I heard his dead news, I was histerically shocking & grieving in the dream.

Before I heard the news, a couple days ago I still met him (still in dream). I met him in one fine dining restaurant. I am not quite sure it was accidental meeting or because we attended same party. But I knew, I was quite shocked to meet him there, we stared each other for a while, then nothing happened or even said (as usual?) and we went back with our agendas. He was with his friends, sowas I. I remembered that, I actually had something to say to him in the dream, really wanted to say something. I was feeling unpleasant, uncomfortable there. But until I got out from restaurant, I still didn’t say anything. But what I remembered, I saw from his face, that he had a great time with his friends. I was quite happy to see that.

And suddenly I heard the news he died of train accident...  BUMP!! My heart.

I couldnt decribe you exactly about my feeling in the dream, but really, it was so painful scene. Really painful. Even I felt the bump as if real happened.

Then, in that dream after heard the news, I confirmed to some of my colleagues “Is it real? Is he really died??” as if I wouldnt believe it .. I kept asking, kept asking, kept asking. I couldnt accept the fact he died. I even felt it so real. It felt like, we tried to go back to reality, but our dream is too scary & "real", so we felt the dream is our reality. Have you ever got kind of feeling?

Then thanks Goodness, I woke up. To the  real reality. Then I really thanked for the accident was FORTUNATELY just a dream. You had the heat, the sweat, and little water in the edge of your eyes.

***

I don’t know what this dream was talking about. Some kind of subconcious dream under our id, like Freud psychoanalysis theory said? Or maybe trying to tell me something that I should have done in real life? I still wondered why this dream popped up after I decided to leave some stories keep unsaid. This dream might be encouraging me to change my mind.

Maybe I really need to say those feelings. Maybe I do need to tell it before anything bad happen, or I would be feeling sorry in rest of my life later.

Aghh I definitely still don’t know what to do right now. = ="

A(R)M.OUR

"Rindu itu kode rumah yang sebenarnya. Jika rindu, tinggal pencet bel."
- Linda aka KelinciApel - 

Tuesday, May 17, 2011

Melihat Pernikahan Dengan Tidak Sempurna

Entri ini khusus dan teristimewa untuk kakak, teman, sekaligus yg sudah saya anggap sperti “mami” sendiri.

Gladies Petra.

You wouldnt know how Abraham's story, we discussed, has effected my mind so much, lady LOL. Couldnt appreciate it more than understanding itself. :)

**
 
Dalam memulai hubungan, biasanya ada yg menjadi pemicu saya tertarik dgn seseorang. Pasti. Bisa penampilan, bisa ada rasa ‘seerrr’ yg tdk bisa terjelaskan di dalam dada, bisa krn enak diajak ngobrol, dll. Keinginan berkenalan pun terjadi. Msh ingatkah alasan awal knp berkenalan? Ingatlah lagi, momen itu salah satu yang paling membahagiakan menurut saya. :)

Kmdn, dari brkenalan, trnyata semakin serius lagi tertarik. Ternyata dia jujur banget, ternyata dia easy-going banget, dan pujian2 menyenangkan lainnya. Dari menjelajah mall sampai hotel, dari pagi sampai sore, sudah dijalani bersama2. Sampai di suatu titik ekuilibrium, terjadilah titik tertinggi dimana kita menuntut kesempurnaan dari pasangan. Anehnya gampang sekali, kesempurnaan yang ada sebelumnya itu mendadak menjadi sirna. Ketika sedang ada di atas, bisa melihat ke bawah, ternyata tidak seindah selama ini diidam2kan, dan kepercayaan menjadi goyah, Misal, oh ternyata orangnya ember. Suka menceritakan rahasia yg seharusnya milik berdua ke teman-teman. Bagaimana aku sangat ketakutan melihat kucing yang mengedipkan matanya padaku. Bagaimana aku sangat bahagia saat malam kencan pertama kali, hingga sebelum tidur pun saya terus2n berterima kasih. Bagaimana aku sangat bergetar saat mencium dia pertama kali.

Apa dia tidak malu juga saat dia bercerita itu ke teman2nya?

Putus.

Lalu saya cari pacar baru lagi. Karena itu sesuatu pelajaran yang sangat besar, saya lebih ektra hati hati lagi dalam mencari. Skr lebih suka dan melirik yang pendiam sekarang daripada yang mudah ngomong. Ya, mmg masa lalu ga bisa dilepaskan. Ga perlu dilepas juga. Bukan berarti mnjadi tidak maju, tapi dijadikan pengalaman dan memang akan sll jadi memori berharga kan?

Kemudian, ketemu orang yang cakep luar biasa. Cara menganalisa masalahnya juga luar biasa. Pendiam pula. Yang paling penting, dianya jg menyambut. Tunggu apa lagi, umur sudah 23 tahun, nanti kira2 3 tahun berpacaran, then pas banget nikah umur 26 tahun sesuai rencana.



Jadian.
 

Tak terasa sudah berjalan 1 tahun. Semakin cinta. Dan ternyata mmg dia sangat pintar menjaga rahasia. Mungkin itu alasan dia pendiam ... Namun, oh Tuhan, kenapa dia juga diam terhadapku?  ..... apa jadinya hubungan ini tanpa komunikasi? Bagaimana kepercayaan ada jika tidak ada komunikasi? Bagaimana akan bisa mau saling memahami, jika tidak ada kpercayaan? Bagaimana bisa langgeng pernikahan nanti jika tidak bisa saling memahami?

Tapi, saya sudah menetapkan hati, cinta harus bisa menerima apa saja. Tetap tetapkan. Pokoknya cinta ini mengalahkan “ayan” itu. Apalah artinya “ayan” Romeo di dalam cerita jika Romeo sudah mendapatkan hati Juliet? Penonton hanya melihat cinta!

Namun,  masih ada satu lagi masa depan yang menakut nakuti saya. Katanya penyakit jantung itu menurun ke anak ya? Cari tahu bagaimana mencegahnya, walaupun tidak mungkin mencegahnya. Semakin banyak info yang didapat, semakin mengerikan. Semakin berat memikirkannya sendiri. Wajah cakepnya berubah menjadi standar. Pinternya yang diam tidak menanyakan kegelisahanku, malah terkesan goblok sekarang.

Putus. 7 ember airmata sudah saya sediakan. Hati terpecah2 lagi. Mengapa malang nasib ini? Apa salah Tuhan sehingga tidak ada jodoh yang aman bisa Dia sediakan untukku?

***

Umur 24 tahun.

Pendorong maju adalah masa lalu, tapi yang memutuskan adalah masa depan.

Masa depan sudah saya putuskan untuk cari pacar lagi. Tidak boleh kalah dengan kepahitan. Mati dua, masih ada 2 milyar lagi yang hidup. Kali ini kalau ketemu yang bisa bikin serrrr, tidak ember, pinter, dan ga “ayan”, saya akan membawanya ke dokter segera.

Benar,  ke dokter untuk cek kesehatan dan riwayatnya. Supaya tak ada lagi penyakit yang menjadi penghalang jodohku kali ini. Tak mau putus lagi. Tak mau sakit hati lagi.
Hmmm .. dan tiba2 dapat yang cakep, kulit eksotis, tinggi, baik dan dewasa. Apalagi dia dokter. Tak usah ke dokter, sudah sehat deh hehehe

Oh iya satu lagi, dia anak tunggal. Bapaknya punya media anu. Wakakakakaka.

Ah, akhirnya dapat juga yang sempurna. Hidup ini memang adil, masa lalu memang selalu menjadi pengalaman yang paling berharga.





Namun ...


...........

Tiba tiba .. saya jatuh dari kursi goyang !

Ha? ha? HA, HA? SHOCK SAYA!!

...

JIANCUUUK, JENGKEEELL!!!

Arghhh, saya jatuh dengan posisi yang tidak lebih pintar dari seorang keledai !!

GRRRR bodoooh!!!

Setelah terbangun dari mimpi itu, saya sadar saya ga bisa mendapatkan sesuatu yang sempurna. Bahkan untuk pernikahan sekalipun. Akan tidak dapat berjalan sempurna oleh manusia. Mendoakannya untuk berjalan sempurna pun sepertinya akan sia sia. Karena manusia yang menjalankannya.

Apa yang bisa kita lakukan jadinya? Saat hati sedih melihat ketidaksempurnaan manusia dan harus menghadapi itu datang ?

Mungkin, seharusnya kita memang tidak mudah menyerah.

Bertahan untuk cinta. (mohon jangan diimaginasikan D Bagindaz - Satu Cinta :D LOL)

Mengingat saat-saat awal berhubungan.

Mengingat alasan mengapa mmutuskan memilih dia untuk menjadi pasangan hidup.

Mengingat lagi kelebihan2 pasangan yang pasti lebih banyak dibanding kekurangan yang cuma satu atau dua saja.

Katanya itulah gunanya pengenalan yang banyak. Supaya bisa dapat mengaplikasikan kesabaran dalam pernikahan nantinya.

Tidak sempurna itu ok. Salah ketik beberapa huruf juga ok,. Yang penting tetap berusaha melakukan yang terbaik dan tetap merengkuh makna. Yaitu saat dimana kita mempunyai seseorang yang bnr2 harus dijaga, baik atas kelebihan dan kekurangannya, itulah pernikahan dari yang sudut yang tidak sempurna, menurut saya.


Gladies adalah Gladies dari awal. Dengan kelebihan dan kekurangannya.

Michael adalah Michael dari awal. Dengan kelebihan dan kekurangannya.

Ingat dan bawa itu selalu juga dalam bahtera pernikahan.

Tuhan menjadi dasar, dan kesabaran dari cinta kasih menjadi penuntunnya.


Untuk teman-teman saya, GladiesPetra & Michael Kemur.

Happy Wedding 17 Mei 2011.

Tak bisa terucapkan rasa sayang dan doa terhadap pernikahan, selain dari tulisan ini.

Binded by love, guided by faith. 

-----------------------------------------------------------------------------

Untuk “mami” aka Gladies,
Mami pernah bilang ke aku “Klo tahu kamu pernah suka sm Michael, mami ga deketin Michael deh”. Jawaban aku masih dan akan tetap sama Mi, “Ya cuma suka doang Mi. Ibarat klo pilih2 lawan jenis favorit di majalah2 gitu. Lagian klo namanya jodoh, pasti ga ketukar deh, Mi.”

And you can see, jodoh bener2 ga ketukar kan Mi? :D

Peluk cium atas pernikahan mami.
Salam sayang selalu.

Tuesday, May 10, 2011

Vegetable Joke

Broccoli: "I'm not happy with my looks .. I look like a tree! =["
Walnut: "And I look like a brain!"
Mushroom: "That's not too bad .. I look like an Umbrella!"
Banana: "Can we please change the topic!?! X___X "

:))) LOL

Saturday, April 30, 2011

Melihat "Hub Beda Agama" Dari Sudut Pandang 'Liberal Conservatist' Keagamaan Saya

Agama saya Kristen Protestan dengan iman berpusat pada Yesus Kristus sebagai Allah dan "Pengacara" saya kelak :D hehehe. Agama saya dimulai dari kecil, sedangkan iman saya dimulai dari kesadaran sendiri atas pengalaman yang mengubah 3 tahun yang lalu. Tapi, menurut pikiran saya tetap bahwa penyembah agama lain bukanlah penyembah yang "salah". Tuhan itu satu dan semuanya ingin menyembah Tuhan yang satu-satunya itu. Walaupun menyebut dan menggunakan pendekatan yang berbeda, tidak dapat dijadikan untuk menjustifikasi seseorang itu "salah" menurut saya. Saya tidak tahu kriteria orang dibilang "salah" itu apa, karena saya bukan Tuhan/Allah ye dan kriteria penilaian itu hanya ada di rahasia Tuhan. Jadi, paling maksimalnya, saya hanya bisa melihat hubungan horisontal keagamaan ini adalah soal "keberuntungan" seorang manusia yang dianugerahi kesempatan untuk mengenal Allah yang Benar dari sekian allah2 lain. "Keberuntungan" disini bukan masalah ketidaksetaraan. Semua manusia pasti setara mempunyai kesempatan mengenalNya dengan benar, yang diberikan oleh Tuhan. Tapi, bedanya soal respon dan sensitivitas kita tentang siapa Pencipta. Seperti yang kita, semenjak jatuh dari dosa, di agama manapun dijelaskan, manusia menjadi tidak sensitif mengenal Allah lagi di dalam hubungan yang sempurna; begitu juga dgn hakekat awal dirinya.

Sebagian besar orang tua menerapkan agama ke anak-anaknya sejak dini. Suatu hal yang penting agar pada akhirnya anak2 terbentuk menjadi seseorang yg mengandalkan Tuhan, tidak menjadi manusia yang keblinger sbg ciptaan, dan tidak "merepotkan" orang lain. Namun, ternyata cara mengajarkan agama itu jauh lebih sulit daripada mengajarkan Matematika. Keagamaan menurut sy berlangsung dengan baik jika ada tiga hal, 1) Anak tersebut percaya kepada Tuhan, 2) Menjalankannya dengan tulus tanpa paksaan, 3) Mampu menerima agama lain tanpa merendahkannya.

Pendidikan agama itu sendiri tidak hanya seputar ilmu teologis agama, namun seyogianya juga harus mendidik satu sama lain untuk saling menghargai. Kalau tidak ada konsep saling menghargai di dalam agama, berarti tidak ada kedamaian dan buat apakah agama klo begitu kan yah? Sisi saling menghargai ini paling sulit diterapkan dikarenakan setiap agama pasti memiliki kepercayaan bahwa agamanya yang paling benar. Itu suatu proses kausalitas dimana hal sulitnya tercapai "saling menghargai" ini sudah konsekuensi otomatis dari doktrin kebenaran masing2 agama. Dapat dimaklumi. Lanjut lagi, ego tentang agama itu kemudian berkembang / menular ke sisi2 kehidupan yang lain, misal dalam hal pertemanan (mencari peer/kelompok untuk tempat bertumbuh), pekerjaan (mencari guru ber-Islami, guru yg sudah lahir baru dsj), dll. Hal ini dikarenakan setiap agama memang diwahyukan untuk mengarahkan manusia bagaimana menjalani hidup.

Tetapi, menurut saya, sebenarnya ada satu hal di hidup yang tidak terpengaruh oleh perbedaan agama dan iman, yaitu hal cinta dan perkawinan. Kalau udah cinta, ya org tersebut ga ngebedain2 orang yang dicintainya itu. Tetapi, orang tua / keluarga sekeliling seringkali suka heboh sendiri dan tidak memperbolehkan anaknya nikah dengan calon pasangan yang berbeda agama dan iman. Mau anaknya udah cinta mati atau udah berpacaran 10 tahun, tetap saja orang tuanya melarang dan mengekang anaknya seakan2 anaknya belum pantas mengambil keputusan dgn dewasa dan tidak memikirkan konsekuensinya. Alasan melarang ini bisa karena agama melarang, kasihan pada keturunan mereka nantinya yang akan bingung memilih agama mana, anaknya ntar bingung dengan konsep keimanan/Ke-TUHAN-an yang benar, hingga alasan negara melarang (penafsiran pasal 2 ayat 1 UU Perkawinan No 1/1974).

Tetapi lucunya, bersamaan dengan larangan itu, keluarga/orang tua memberikan juga klausul lain ke anaknya kalau boleh menikah asal calon pasangan anaknya pindah agama! Jujur, dari dulu saya bingung dengan hal itu! Di satu sisi, mereka mengatasnamakan larangan agar tidak berpaling kepada Tuhan, tetapi di sisi lain mendorong orang lain utk memalingkan mukanya dari kepercayaannya kepada Tuhan.  Jadi, terkesannya seperti  tega "mendorong calon pasangan anak untuk melangkahi Tuhan demi manusia" dan "melepas Tuhan-nya demi ego sendiri".

Melalui entri ini, saya tidak  mendorong pro-pernikahan beda agama dan iman. Saya sendiri tetap meyakini bahwa pernikahan itu hendaknya dengan yang seiman. Karena, pernikahan bukan hanya soal pertalian 2 orang atau 2 keluarga saja, tetapi juga dengan Tuhan. Di  konsep pernikahan Kristen sendiri, tujuannya adalah untuk memuliakan Tuhan juga dari pernikahan. dan saya ingin pernikaha saya nantinya juga bisa dapat memuliakan Tuhan dan memberi contoh yg benar. Saya tetap mencari pasangan sesama Kristen yang seimbang, yang bisa dibawa bekerja sama untuk memuliakan Tuhan di dalam pernikahan dan membawa testimonial yang benar dan baik itu ke luar.

Tetapi, tidak bisa diindahkan, ada kasus2 dimana mmg ada dua insan manusia yang berbeda agama & iman saling jatuh cinta (setelah dipikirkan berulang2, tetap ga bisa dipisahkan). Lantas apakah agama disini akan tetap ditempatkan menjadi hal di atas cinta? Apakah tidak ada kemungkinan, bisa saja kita manusia sudah mendahului keputusan Tuhan disini? Maksudnya, saya berpikir bahwa selain soal cinta, hal hubungan pernikahan juga harus dikaitkan dengan rencana Tuhan. Walaupun memang ada konsep pre-destinasi dan free will, tetap tidak mengubah fakta bahwa saya dan anda tidak mengetahui gambaran besar dari hal hubungan/pernikahan. Misalnya, bisa jadi kisah cinta saya nanti menjadi :
1) The one saya adalah orang yang berbeda iman, tetapi dgn freewill saya, saya mutuskan utk menikah dengan orang seiman yg kurang terlalu saya cintai,
2) The one saya adalah orang yang berbeda iman dan saya menikah dengan dia di dalam suatu kerjasama/pengertian yang dewasa (mksdnya sm2 melihat dewasa bahwa masalah spritual ini sbg suatu hal yg privat yang tidak dapat diintervensi oleh pernikahan sekalipun)
3) Saya beruntung mendapatkan orang yg saya cintai itu di dalam satu iman yang sama :)

Jadi, selain mempertimbangkan soal faktor cinta, menurut saya juga harus mempertimbangkan apa ini rencana Tuhan atau tidak. Hal hubungan berbeda agama ini, menurut saya, apakah tidak mungkin menjadi rencana Tuhan untuk memberi contoh ke manusia2 yang menikah seagama mengenai "Ini loh yg beda agama aja harmonis banget, kenapa kalian ga bisa?"..? Dalam menulis hal barusan, saya udah pikirkan segala opsi untuk mencegah tidak adanya unsur pembenaran diri. Tetapi, pada akhir pertimbangan saya, saya tetap cenderung meyakini bahwa tidak ada yang tidak mungkin di rencana Tuhan. Klo diaplikasikan ke saya sendiri, jika memang pasangan menikah saya nanti berbeda agama dan iman, saya akan mempertimbangkan alasan rencana Tuhan juga, dimana sebelum memutuskan, saya akan melalui proses pemikiran yg lebih dalam dari seharusnya dan mungkin akan "mengancam" Tuhan sperti ini LOL :
Klo mmg ini rencanaMu, biarkan rencanamu terjadi. Klo mmg bukan rencanaMu dan hanya keinginan kami belaka, biarkan dalam jangka waktu ini hingga pernikahan kelak, terjadi rencanaMu untuk memisahkan kami, baik itu besar & signifikan detectable. Kalau Tuhan tidak menunjukkan suatu rencana yg signifikan detectable untuk memisahkan kami, jangan meminta pertanggung-jawaban lagi dari kami nanti ya Tuhan mengenai alasan kenapa kami menikah" ;) hehehe

Saya cuma berpikir utk hal ini, utk semua pihak, tolong pikirkan hal-hal di atas. Utk memperhatikan sisi Tuhan, tidak hanya sisi sendiri. Hal pernikahan ini tidak soal dua orang / keluarga saja, tidak hanya mengenai sisi larang-melarang dan mudah menjatuhkan keputusan berdasarkan ajaran agama plok semata (ngikut aja tanpa dipikirin esesinya apa), tetapi juga mengenai pertanggungjawaban ke Tuhan nantinya (baca: anak menjadi orang yg tidak patuh ke orangtua, anak yg mengecam ortu sendiri dll).

Hal hubungan/pernikahan beda agama jauh lebih besar dari yang kelihatannya.  Jangan cepat mengambil keputusan yang tidak matang, apalagi sampai saling menjustifikasi / saling menyakiti hati satu sama lain. Seyogianya pernikahan itu untuk damai kan, tidak hakekatnya menyebabkan orang tua dan anak sampai gontok2an. Cari pilihan jalan yang benar2 damai, pasti ada.

Teruntuk seorang teman.

Wednesday, April 27, 2011

Take And Keep My Key

I hate doors. I hate keys.

I hate when I should open and close something.

Because I hate any closed things.

L

Sunday, April 24, 2011

Happy Easter Day 2011 (^_^)

"Men cannot forgive man's sins. However, I can forgive man"
~Hanyuu, Higurashi no Naku Koro Ni~

Easter is all about forgiveness.

As God forgive us, let we keep see each other with forgiveness in heart..
For the forgiveness is the beginning of our new Life.

Thursday, April 21, 2011

Anak, Kucing, dan Sampah

Pada dasarnya, saya tidak menyukai kucing. Sama sekali. Setiap ketemu (apalagi jika kucingnya mendekati kaki), saya pasti sll refleks kaget dan langsung mengangkat kaki. Rasanya merinding gimana gitu klo berdekatan secara fisik dgn bulunya = =" (padahal kalau bulu anjing, engga loh :p hehe)

Walaupun begitu tmn2, di lappie saya, saya mempunyai cukup banyak foto anak kucing yang lucu2, seperti ini  :D :


Hehe, lucu ya.
Tp sayangnya saya tetap tidak bisa memegang mereka karena geli dengan bulu2nya :(

Di antara segala jenis kucing, saya paling tidak suka dengan kucing kampung / liar. Paling agresif dari segala jenis kucing, menurut saya = =". Belum lagi, mereka pergi mencari makan dari satu tempat sampah ke tempat sampah lainnya. Saya bnr2 tidak akan mengizinkan mereka mendekati saya dan kuman2 lompat ke badan saya = =" wkwkkwkw ..


Nah terus kan ya, minggu lalu saya pergi ke rumah keponakan saya. Di sekitar daerah tempat keponakan saya itu, cukup banyak kucing kampung ... yg benar2 jorok = =" hiiyyy. Tidur di halaman rumah keponakan, makan di tempat sampah, lompat ke genteng, sering buat suara ribut malam2, dan melakukan perilaku hidup lainnya. Dengan memperhatikannya dari jauh, sudah cukup mengganggu saya karena saya ga habis pikir dgn perilaku mereka =_=".


Kmdn, accidentally sesuatu terjadi. Jadi, keponakan saya itu sebenarnya punya satu anak kucing liar yg dia adopsi dan dia main2 sama kucing itu di halaman belakang kemarin. Dia kasi makan, kemudian dia gendong, pokoknya menyenangkan sekali liatnya. Anak kucing ini seperti bayi buat dia.

Saya lihat keponakan saya memang memeliharanya dgn baik dan setelah beberapa hari observasi, saya melihat kucing tersebut ga mencari2 makanan di tempat sampah lagi, malah menunggu ponakan saya bawa makanan dgn sabar dll. Pokoknya menunjukkan sikap yg polite lah walaupun dia masih liar dgn hidup di luar rumah keponakan saya. Hingga di suatu titik, saya menyadari this cat doesn’t look like a trash anymore.

Nah, kemudian saya berpikir lagi, coba hal ini juga banyak diterapkan di anak2 saat orangtua membesarkan mereka. Menurut saya, anak mencari "sampah" karena orangtuanya "mengajarkan" mereka mencari sampah atau orangtuanya yang tidak menyediakan "makanan" yang cukup untuk perkembangan si anak (baik fisik ataupun rohani). Anak-anak akan mencari "sampah" porno di warnet, mencari "sampah" narkoba, makan makanan yg sembarangan, dll.

Dr pengalaman keponakan saya itu, saya belajar bahwa anak kita juga seperti kucing. Penuhi kebutuhan2 mereka dengan maksimal. Ajarkan mereka cara bertata-krama yang baik dan menjalankan hidup dengan benar. Peluk mereka. Lindungi mereka. Maka, mereka tidak akan berniat mencari "sampah" lagi. :)

Love Will Find Her Way To Me

Rasanya hati ini sudah capai mengarungi lautan pria & ingin melabuhkan diri ke 1 pantai hati saja.

Sudah terlalu lama berlayar.

Tapi di satu sisi, masih ada ketakutan untuk mendekati pantai.

Adakah orang yg benar-benar setia menunggu di sana?


Biarkan Aku Mengatakan Kepadamu Sekali Ini Saja


"Lebih baik miskin tapi sombong (saking sombongnya, ogah minta2) daripada kaya tapi rendah hati (saking rendah hatinya, meminta2 ke orang lain)!"
(Linda, 20th April 2011)

Monday, April 18, 2011

...

1 Corinthians 13:11:
When I was a child, I talked like a child, I thought like a child, I reasoned like a child.
When I become a man, I should put childish ways behind me.

Wednesday, April 13, 2011

Hasil Observasi #1

Akhir-akhir ini saya banyak melakukan aktivitas memperhatikan Twitter2 orang (baik yg saya follow atau tidak) dari segi isi twit ataupun daftar pertemanannya. Kemudian sbg hasilnya, sesuatu terpikirkan oleh saya dan di entri ini, saya coba menjelaskan ide itu dgn mengambil dua contoh Twitter-user (tweeps) sbg perwakilan dari dua golongan "seleb Twitter" Indonesia yg saya perhatikan itu.

Ok, lets get this entry started (^_^ **)

Sebutlah namanya A. Dia seorang aktivis cyber-world . Tidak terkenal di dunia riil karena pekerjaannya memanglah pekerjaan normal, tapi beliau cukup memegang percaturan dunia jejaring cyber, dimana dimulai dari blog. Saya lihat dirinya memang suka ingin mengetahui segala sesuatu  dan menurut saya, kecerdasannya memang sebanding dengan ketenarannya. Saya juga termasuk yg rajin melihat blog beliau.

Kemudian, sebutlah namanya B. Dia adalah seorang tokoh terkenal, yg memegang kedudukan penting di dunia nyata dan punya blog yg berpengaruh di dunia cyber. Saya lihat dirinya memang suka ingin mengetahui segala sesuatu dan ingin belajar. Cerdas pula. Tetapi, yg saya perhatikan di Twitternya, teman2nya yg dia follow tidak banyak orang2 terkenal, malah saya pikir hanya teman2 terdekatnya saja. Dan dari yg saya perhatikan juga tweet2nya ke teman2nya itu, tweet2nya sangat jarang yg berkaitan dgn masalah ‘sehari2’ dan lebih banyak menguras  logika.

Kemudian dua hal lainnya yang saya lihat cukup berbeda di antara mereka:
Untuk A, dari yg saya lihat, tweets2nya adalah tweets cerdas, tetapi ntahlah kenapa, mungkin karena byk mengetahui hal2 dari pengalamannya sebagai blogger, membuat beliau hanya bergaul dengan segelintir blogger/ tweeps2 cerdas lainnya dan akhir2 ini, isi pembahasannya seperti terlalu ekseklusif dgn bahasa tingkat tinggi. Bukan rahasia antar segelintir bloggers / tweeps lagi yg menyatakan si A adalah orang cerdas yg 'sombong'.

Untuk B, dari yang saya lihat, tweets2nya juga adalah tweets cerdas, tapi beliau juga mengakomodir / berdialog dengan tweets ‘normal’, yg bisa dilihat dari jawabannya yg tidak melulu ditujukan untuk teman2nya sesama orang cerdas.

Oia sebelum saya lupa,  A lebih aktif ngetweet dan melakukan aktivitas online lainnya dibanding B.

Nah, utk mempersingkat waktu, segera masuk ke inti yg membuat saya berpikir  :
Saya disini tidak mempersoalkan bagaimana orang dgn kecerdasannya melakukan interaksi bersama orang lain, karena tiap orang punya market pertemanan, gaya, dan kepribadian yg berbeda2. Mau dia hanya bergaul sm orang2 cerdas aja, ngapain sewot / larang2 juga kan :D. 

Hal yg lebih penting dan menarik pikiran saya dapat disimpulkan sbb:
- Bahwa tidak sll terbukti adagium “tong kosong itu selalu nyaring bunyinya” di zaman informasi ini. Orang yg byk bicara juga punya sisi cerdas sama seperti orang yg lebih banyak diamnya, saya rasa.

- Bahwa tidak terbukti adagium “semakin berisi, padi semakin merunduk” adalah sll seperti itu. Skr ini, orang cerdas tidak selalu identik dengan orang yg “rendah hati”. Ntah  pribahasa tsbt yg mereduksi fakta  atau realitas yg berkembang menjadi fakta yg baru, tapi yg pasti, zaman skr tipe orang cerdas juga mempunyai karakteristik “sombong”, selain “merunduk”. Tidak adil, menurut saya, kalau kita bilang hanya tong kosong yg boleh sombong dan juga meniadakan/tidak mengakui sisi kecerdasan yg benar2 cerdas dari seorang manusia yg punya sisi sombong. 

Yg saya dengar dari tetua saya, nilailah dan akuilah kelebihan dan kekurangan orang dengan adil, berdasarkan segala sesuatu dan seberapa jauh kapasitas  yg dipunyai dirinya.


PS. Hasil observasi ini belum selesai (^_^ ). Dr hasil observasi ini, saya juga masih tertarik utk mengetahui apa hal sombong-rendah hati-cerdas ini mempunyai hubungan dengan keterbukaan di era informasi yg semakin merata ya? ^^a

Bahwa orang2 dari golongan manapun, semakin mudah mendapatkan informasi dan semakin cerdas dengan informasi tersebut, yang dpt membuktikan hal kecerdasan tidak ada hubungannya/dipengaruhi hal "kesombongan" yg katanya dpt mengurangi kecerdasan (^_^ )

(kecerdasan yg  dimaksud disini bukan "kebijaksanaan" / "pengetahuan" seperti  di Amsal 1:7, tapi sebatas kemampuan "intelektualitas" biasa saja ^^)

Saturday, April 09, 2011

Schemes.

 "I am not baby girl anymore. I will be a mother someday."
(Linda, March 2011)

"Justice is incomplete without mercy."
(Linda, April 4th 2011)


Let me grow up to be strong and soft.

Serenity Prayer

God, grant me,
The serenity to accept the things I cannot change,

The courage to change the things I can,

And the wisdom to know the difference.

Friday, April 08, 2011

Dont Dream It's Over

Introduce me, I am Yulinda L Gaol, a girl who still cannot control her money now ^^.  Get interested easily in interesting things especially new books (ANY genres! XD), adventures, and new food/new restaurant (is it same? LOL). Maybe I am unlucky person to have such much drives to try anything .. or maybe I'm greedy one :pp lol

So, back to hobbies, I cannot resist books (public library is one of my heavens), cannot resist new adventures, and food (one my culiner interest is fried rice. More likely tobe obsession lol. I think Indonesian fried rices whether in the corner of street or fine restaurant, taste DIFFERENTLY one to another. That's the reason I don’t mind if I eat fried rice in the rest of my life muahahaha, but with one condition, I must taste different fried rice from different Chef lol. And still speaking about hobbies, I also want to confess that I often kinda have an envy to anybody who possibly make their hobbies easily. Lets say, his/her income is about 50 millions rupiah.  Hmm you surely can imagine how easy you can do hobbies with the money..

**

But besides I envy, I have weird thought toward my envy too. I mean, I also cannot understand why my friend, who has high income and have same hobbies like me, still doesnt get satisfied with her hobby achievements. She still wants  more, more, until one point I think it was already too-much. She has about >50  cocktail gowns, but she still got envy to my friend’s friend who only has two gowns. I really dont get the logic.

**

So, that’s something who has been bugging me these days .. toward my hobbies.

Maybe someday I will probably do same thing like what my friends do now.
My hobbies' prices might be getting higher & "getting me" when I get higher income.

I dont like it.

Couple Joke

Istri : "Mas, tadi pas aku buka BH, ada pria ganteng liatin aku terus."

Suami : "Terus apa yg kamu lakukan ?"

Istri : "Aku malu banget mas, aku tutupin aja mukaku pake BH."

:)) :))

Saturday, April 02, 2011

In The Eyes of Woman

In the world, there are many woman, there are many perceptions in our eyes.

In the eyes of a woman, there are also so many desires and things.

Many prices. Many sacrifices.
Many temptations. Many failures.
Many confusions. Many doubts.

I dont know what my eyes are searching for.

So  in this entry, I did some research about what is woman from Bible.


* Proverbs 31 :
Vs. 10 Who can find a virtuous woman? For her price is far above rubies.

Vs. 11 Her husband has full confidence in her and lacks nothing of value.

Vs. 12 She brings him good, not harm, all the days of her life.

Vs. 13 She selects wool and flax and works with eager hands.
(She is willing to do hardwork for her family).

Vs. 14 She is like the merchant ships, bringing her food from afar.
(She has a deep concern about her family's health).

Vs. 15 She gets up while it is still dark; she provides food for her family and portions for her servant girls.

Vs. 16 She considers a field and buys it; out of her earnings she plants a vineyard. 
(She has amazing responsibility and futuristic vision for her family).

Vs. 17 She sets about her work vigorously; her arms are strong for her tasks.

Vs. 18 She sees that her trading is profitable, and her lamp does not go out at night.

Vs. 19 In her hand she holds the distaff and grasps the spindle with her fingers.

Vs. 20 She opens her arms to the poor and extends her hands to the needy. 
(Reminded of story about America's Great Depression in early 20th century, when million people were hungry, jobless, and sometimes homeless. Virtuous women in that era were wellknown for the quote: "I will never turn a hungry person away from my door!")

Vs. 21 When it snows, she has no fear for her household; for all of them are clothed in scarlet.

Vs. 22 She makes coverings for her bed; she is clothed in fine linen and purple. 
Virtuous woman know how to takecare of her gift in beauty.


Vs. 23 Her husband is respected at the city gate, where he takes his seat among the elders of the land.

Vs. 24 She makes linen garments and sells them, and supplies the merchants with sashes.

Vs. 25 She is clothed with strength and dignity; she can laugh at the days to come.

Vs. 26 She speaks with wisdom, and faithful instruction is on her tongue.
(She concerns about character issues, domestic responsibilities, social graces, etc planted in her family).

Vs. 27 She watches over the affairs of her household and does not eat the bread of idleness.

Vs. 28 Her children arise and call her blessed; her husband also, and he praises her.

Vs. 29 Many women do noble things, but you surpass them all.

Vs. 30 Charm is deceptive, and beauty is fleeting; but a woman who fears the LORD is to be praised.

Vs. 31 Give her the reward she has earned, and let her works bring her praise at the city gate. 
(In the end, the virtuous woman will not only be blessed by her husband and children, but also will get the reward of "Welldone").

* Proverbs 12:4 A virtuous woman is a crown to her husband.

--------------------------
In Bible, 'The Woman' is not decribed as "free-eyed" woman as defined by modern feminists.
She is God-fearing, woman that belongs to her husband and family. Keep it simple.

xxx 

The Potraits of Some Women' Eyes





"We woman get a bit of the good life, a piece of the cake.
And enough of the hard times to keep us awake.
It takes the eyes of a woman, the heart of a child.
The soul of a gypsy, to cherish the wild."

Because The Eyes of Woman is The Eyes of World.

Saturday, March 26, 2011

Tindakan Bodoh Ada, Tetapi Orang Bodoh Tidak Ada

Saya terinspirasi membuat entri ini setelah mendengar sahabat saya menyebut seseorang lain lemot tentang suatu pelajaran setelah sahabat saya selesai mententirnya. Sebenarnya ga salah, menurut saya sendiri juga, karena ya memang adanya fakta seperti itu. Demikian juga, isi entri ini adalah bukan untuk menilai penilaian sahabat saya itu (I love you beibh~ :)), tetapi utk menjelaskan pikiran saya yang lain yang tiba2 terlintas.

Jadi, saya berpikir, apakah bodoh itu? "Air beriak tanda tak dalam" atau "Beda idiot dan genius itu sebatas hanya setipis tali kasur" mungkin sudah menjadi ungkapan yang biasa untuk menggambarkan kebodohan, tapi apakah bodoh itu secara definisi materiil *halah* ? Di situasi seperti apa orang dapat disebut bodoh?

Dulu, saya sempat jadi anak yang paling dibanggakan di keluarga. Dari SD - SMA, saya selalu juara kelas ( 3 besar ) dan beberapa kali menjuarai kompetisi matematika se-kotamadya. Saya tahu dari dulu bahwa saya ini adalah anak yang berbeda dan "punya sesuatu" hehehe. Kemudian, tibalah saya di masa-masa saya di kampus yang sangat berat (masalah remaja datang telat? Hehehe) dimana karena suatu masalah yang membuat saya tidak percaya lagi dengan orang lain, saya mulai mengunci diri saya, tidak peduli dengan lingkungan, tidak peduli lagi dengan mau jadi apa kek saya nanti, dan hanya menenggelamkan diri saya di dunia yang tidak jelas. Melarikan diri dari masalah itu. It happened for almost 3 years and you know what, efeknya masih terasa sampai sekarang. Saya masih sulit untuk percaya ke orang lain, walaupun tidak sesulit dulu. Saya menjadi anak yang tidak setangguh dulu, tidak bisa polos seperti dulu, tidak bisa seceria dulu. Dan hubungannya dengan entri ini, efek yang saya rasakan adalah saya merasa saya tidak sepintar dulu. Karena hampir tiga tahun, saya 'mengistirahatkan' otak saya dan hanya bermain2, saya merasa kemampuan otak saya menurun drastis. Dulunya saya bisa gampang menghapal, melihat sesuatu secara gambar besar, dan gampang mengerti SEMUA pelajaran; sekarang saya sulit sekali untuk konsentrasi dan tidak terlalu gampang lagi mempelajari sesuatu. Otak saya menjadi lemot.

Tetapi untungnya, masih ada satu dua hal yang selalu saya bisa gampang kuasai. Analisis logika dan seni.

Back to topic, hubungannya cerita saya dengan kata sahabat saya itu, saya sekarang tahu persis gimana perasaan menjadi orang yang bodoh. Menjadi orang yang sulit memahami sesuatu. Menjadi orang yang tidak dapat memahami SEMUAnya dengan mudah seperti dahulu. Menjadi orang yang lebih useless daripada dahulu. Tetapi walaupun demikian, saya tidak merasa terlalu kecil atau sedih. Karena saya tahu, saya masih tetap punya kelebihan.

Jadi, melalui pikiran ini, saya ingin mempertanyakan kembali ke diri kita masing2, jadi apakah bodoh itu? Di situasi yang bagaimanakah seseorang dapat dikatakan bodoh? Apakah karena tidak pintar akan suatu hal / bidang, lantas dapat langsung dikatakan seseorang itu lemot / bodoh? Kalau dia punya kelebihan di lain hal, apakah orang tersebut tetap menjadi orang bodoh? Jika kita sendiri tidak bisa atau mempunyai kelemahan dalam menguasai suatu hal, apakah kita bersedia dibilang bodoh atau lemot oleh orang lain? 

Sebenarnya orang bodoh itu ada atau tidak sih? (jika memang tidak ada orang yang 100% menguasai segala sesuatu)


Pada akhir entri, pikiran ini memberikan insight ke saya, bahwa mulai dr skr saya harus mengetatkan diri saya untuk tidak mengatakan lagi atau berpikiran lagi bahwa orang lain lemot atau lebih lemot dari saya. Karena saya sendiri sudah tahu persis menjadi orang yang tidak dapat memahami suatu hal, rasanya memang tidak enak sekali.

----------------------------------
( dan barusan sj ketika menulis entri ini, terjadi percakapan bodoh juga LOL )

Mbak Leina : "Lin, besok ujian Huk Lingkungan bisa buka UU ga?"
Saya : "Boleh buka mbak, tapi ga bisa open-book"