Thursday, July 28, 2011

Bukankah begitu, Cinta?

Cinta — kata itu terlalu sering dirapalkan, teramat acap dihapalkan.
Seindah lembayung senja, seteduh berkah rembulan.
Namun ketika teresap terbilangkan, aku pikir kesucian dan maknanya bisa memudar,
——— secepat embun pagi yang menguap di bawah terik hitam matahari.

Ada kah yang merasa begitu?
Ketika cinta terkatakan, hilang kemurniannya?

Monday, July 11, 2011

[Life Reflection] Happy Twenty Two! (Part III: Love)

[... cont'd]

3. Cinta
Cinta? Masih seperti tahun2 lalu, saya masih bingung, completely unskilled. Masih terseret-seret pengetahuan saya semenjak kepercayaan tentang cinta roboh beberapa tahun lalu. Tapi, di umur saya 21 beranjak 22 tahun kmrn, tanpa saya inginkan, something happened to my love life.

Saya tiba2 bertemu dengan seorang pria di kampus (note: sebelum masuk ke Hukum, saya sudah mutusin untuk ga ngurusin hal2 ini dulu, fokus kuliah dulu). Yep, pria yang saya ceritakan disini. Pria yang saat pertama kali melihat, POPPED!, kata yang terlintas di kepala adalah “marriage” (-_-)"a. Pria yang “indah”, tidak tahu dari mana, tapi "indah". Satu semester sudah berlalu dan saya masih belum bisa memahami sama sekali perasaan saya ke dia dan mengapa bisa. Entahlah, dia benar-benar membangkitkan sesosok wanita lembut saya seperti beberapa tahun lalu. Rasanya seperti ingin menjaga dia, menolong dia sebagai seorang wanita. Saya tidak mengakuinya sebagai cinta sekarang (karena belajar dari pengalaman lalu, saya harus mengenal seorang pria dulu sebelum ke suatu term yang serius, yaitu cinta), tapi sampai saat ini, dia sudah membuat saya melakukan beberapa extraordinary things. Extraordinary things yang ga pernah saya lakukan ke pria2 lain beberapa tahun ini. Saya ga bs menjelaskannya, tapi saya tahu pria ini berbeda & akan sll memperlakukannya berbeda.

Tapi anehnya, seiringan dengan perasaan saya yg ga bisa dijelaskan, ada perasaan legowo klo Tuhan berkehendak lain, jika bukan saya yang menjaga dia di sisa hidupnya nanti. Ntahlah kenapa perasaan legowo ini ada karena saya udah belajar merelakan di hubungan yang sebelumnya atau gimana. Tapi dari awal saya memperhatikan dia hingga sekarang, saya selalu melihat dia laki2 yang baik utk diajak di dalam suatu hubungan & setia dari awal. Saya benar2 berharap dia bisa dapat wanita yang terbaik, walaupun saya ingin menjadi wanita yg terbaik itu sejak saya pertama kali bertemu.

Itu saja yang bisa saya ceritakan mengenai pria ini. Benar orang yang baik, benar2 perasaan yang indah, dan saya tidak mau meninggalkan perasaan yang indah ini dengan begitu saja dalam keadaan yang tidak indah.

Terakhir, untuk hal pasangan saya menikah nanti, saya tidak mau keras kepala lagi sekarang. Saya berpikir, mencari kriteria orang yang disukai / dicintai itu berbeda dengan mencari kriteria orang yg bisa kita ajak nikah. Dan saya benar2 bodoh dalam kedua hal itu. Terserah kriteria terbaik Tuhan seperti apa & membawa saya ke proses mana. Kalaupun harus ngalamin beberapa kali jatuh-bangun-cinta lagi, saya tidak akan takut utk patah hati dan tidak mau menjadi “bodoh” atau terhenti lagi, karena saya percaya pada akhirnya Tuhan akan ngasih pria yang TERBAIK ke saya. Pria yang benar2 menyadari peranan Tuhan di dalam hidupnya. Pria yang bersama2 bisa diajak utk membangun “mezbah Tuhan” di dalam keluarga. Pria, yang ketika melihat dia, saya bisa melihat wajah Tuhan di dalamnya.

Pria yang bisa melihat saya & pernikahan & keluarga nanti, tidak dari sudut pandang cinta manusia, tapi dari cinta Ilahi yang ada di Alkitab. Pria yang melihat saya & anak2 dengan definisi kasih ini
:
1 Korintus 13:4-7 :
13:4  Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5  Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6  Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7  Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.


Definisi pernikahan untuk saya sekarang adalah berdasarkan itu. Ya, hanya berdasarkan itu. Saya ingin sekali menikah dengan pria yang berdedikasi ke Tuhan & saya yakin suatu hari nanti Tuhan akan memberikan pria itu dan yang benar2 memahami ayat 1 Korintus 13 di atas. Dan Tuhan juga akan menjadikan saya menjadi seorang wanita yang seimbang dengan pria tersebut.

------------------------------------------------------------

Sekian review hidup saya ini hingga umur saya 22, teman2. Terima kasih untuk teman2 dekat saya yang sudah membantu mendewasakan saya selama ini. Sampai jumpa tahun depan, teman2! :) :)

[Life Reflection] Happy Twenty Two! (Part II: Parents)

[... cont'd]

2.    Orangtua
Orangtua .. orangtua saya dan saya sangat berbeda sekali. Banyak hal, mulai dari cara melihat agama, teman, tetangga, dan yang paling utama berbeda adalah KEBEBASAN. Ayah & ibu saya OVER-PROTECTIVE terhadap anak2nya, sedangkan saya tipe manusia yang sangat membutuhkan kebebasan dan kepercayaan. Saya tidak habis pikir kenapa orangtua sering melarang utk mengetahui lebih banyak lagi hal di luar sana. Saya ingat dari saya kecil, alasan saya sering marah2an terhadap ortu adalah karena ini.

Tapi satu tahun ini belakangan ini, saya berpikir tentang suatu hal mengenai orangtua saya. Mungkin memang cukup banyak hal yg SANGAT berbeda di antara saya dan orangtua saya, mungkin banyak hal yang akan selalu membuat saya dan orangtua saling sleg2an, tapi setelah saya mengintropeksi ke belakang lagi, saya berterima kasih, sangat berterimakasih ke orangtua saya atas 3 hal. 3 hal penting  yang sudah diajarkan orangtua saya, dimana benar2 menjadi bekal sangat penting di hidup  saya sekarang. Hal-hal ini berperan besar dalam membantu saya menata hidup kembali sekarang.

Satu, mengenai hal mendengar orang lain. Dulu saya ingat, sejak kecil, saya memang suka menanyakan & berdiskusi tentang segala sesuatunya. Belum selesai orang menjawab, saya sudah bertanya lagi. Ayah saya paling tahu itu, karena dia orang yang paling sering saya tanya. Saya ingat, suatu hari, saya lupa kapan persisnya, yang pasti saya masih SMA, saya sedang berdiskusi dgn ayah dan kemudian saya ditegor KERAS oleh ayah saya karena saya selalu tidak sabar untuk mendengar jawaban atau penjelasan orang lain secara komplit dulu. Selalu memotong giliran orang lain menjawab dengan pertanyaan/pendapat. Kalau kamu mengajukan pertanyaan, kamu harus sabar mendengar jawaban juga, kata ayah. Saya merasa disitu mendapat sesuatu yang sangat keras. Saya seperti terlempar ke masa lalu mengingat2 cara saya berbicara sebelumnya, dan mmg iya. Sejak itu, perkataan ayah saya itu selalu jadi pengingat & membentuk cara saya berkomunikasi sekarang, seperti teman2 bisa lihat. Saya sangat bersyukur bisa mendapat pelajaran itu dari ayah, karena semakin kemari saya semakin menyadari mendengar orang itu sangat penting. Itu sesuatu yang harus disadari & dipunyai setiap orang.

Hal kedua, mengenai hal tidak boleh cepat menyerah. Ayah saya lagi2 orang yang paling mengenal saya di rumah. Ayah saya tahu banget saya ini mempunyai “bakat” cepat menyerah dari kecil. Saya ingat banget, waktu SD saya sering minta ngerjain peernya cuma sama bokap. Minta digambarin, minta dikerjain tugas matematika perkalian yang ga bisa saya selesaikan lah dll. Hingga sampai awal kuliah di Psiko, saya masih jadi orang yang cepat menyerah. Tapi, masalah2 yang menimpa saya di Indonesia menjadi titik balik saya dalam hal ini. Sewaktu menghadapi masalah2 itu, ayah saya selalu menasehati dan menyemangati saya, “Hidup ga boleh cepat menyerah, nak. Klo menyerah sekarang, lantas apa yg akan kamu  dapat di masa depan? Apa yg kamu lakukan di masa depan?”. Saya memahami nasehat itu dengan proses yg sangat sulit sekali, hingga suatu titik saya benar2 menyadari mau ga mau, hidup memang harus dijalani & ga boleh menyerah hanya karena kesulitan di satu bidang hidup saja. Dari titik balik itu, saya mulai tetapkan dalam hati hingga sekarnag, mau segimanapun masalah saya yang datang, saya tidak boleh cengeng, menghindar, dan menyerah. Harus berani keep head up & menghadapi menyelesaikan masalah itu.

Hal ketiga, adalah hal tentang kesabaran. Kali ini ibu saya yang berperan dalam hal ini. Jujur saja, saya sudah cukup banyak mengecewakan orangtua saya dengan melewatkan banyak kesempatan demi ego saya. Demi ego saya itu, saya juga harus menghadapi masalah2 sebagai konsekuensi atas itu. Saya cukup lama melewatkan masa2 sulit, tapi selain dukungan tetap maju dari bokap, nyokap juga punya peranan yang sangat besar dalam hal saya menata hidup sekarang. Ibu memang bukan pemberi saran yang baik (karena pada dasarnya cerewet :)), tapi dalam menghadapi saya beserta masa2 sulit dulu, saya bisa merasakan kesabarannya. Selama masa2 sulit saya itu, nyokap ga pernah marah2 ke saya, walaupun saya tahu dia juga tertekan. Jika saya melihat gambar lebih besar tentang ibu saya, saya bersyukur mempunyai dia. Saya bersyukur mempunyai role-model bagaimana seharusnya seorang wanita. Dia mengajarkan bahwa kriteria satu2nya yang paling menggambarkan wanita adalah SABAR. Wanita itu harus sabar. Terhadap segala sesuatu. Agar dapat menjadi pilar penahan juga, apabila kepala keluarga tidak bisa menjadi pilar penahan keluarga.Saya ingin menjadi wanita yang sabar seperti ibu saya.

Belum ada hal yang bisa dibanggakan & bisa diberikan dari saya ke ayah & ibu saya sekarang. Saya masih payah, masih harus byk ditempah. Tapi, saya bersyukur, saya masih memiliki ayah & ibu yg masih bisa menemani, saya bersyukur mempunyai ayah & ibu adalah mereka. Benar bukan kebetulan atau main dadu, Tuhan memilihkan siapa orang tua kita. Saya cuma bisa bilang, dari hati saya yg terdalam sebagai anak, mereka benar2 sudah menjadi orangtua yang sukses menjalankan perannya dengan baik. Mereka berhasil mengajarkan anaknya menjadi pribadi yang lebih baik, menyadarkan anaknya harus benar2 bertanggungjawab terhadap hidupnya, dan semakin menjadi pribadi yang dewasa. Tuhan HARUS melihat itu.

[Life Reflection] Happy Twenty Two! (Part II: GOD)

Holaaa teman2 ^ ^, akhirnya saya balik ke blog lagi & akhrinya bisa punya cukup banyak waktu untuk menulis sejenak entri tentnag review hidup saya hingga umur 22 skr ini J

Well, yes 1 Juli 2011 kemarin akhirnya saya resmi mengakhiri masa lajang umur 21 saya.

There are still not many big accomplishments I made again, but I know my life is in right track now. And something in me keeps growing & better.

Ok, umur 22 ... lets see saya sudah mempelajari apa saja ya ... here they are, beberapa hal yg saya pikirkan di hidup selama setahun ini :

I. Tuhan
OK, ini poin yang pertama saya tulis, tapi terakhir yang saya selesaikan hehe. Mulai menulis beberapa baris, terus bingung dan berhenti menulis poin ini, kemudian beralih menulis poin “orangtua” & “cinta” terlebih dahulu. Kemudian balik ke poin “Tuhan” ini lagi. Poin yang sangat sulit dimulai dari mana.

Hmm tentang Tuhan .. apa yang saya tahu tentang Tuhan hingga genap umur saya 22 tahun ini?

...

Saya merasa masih banyak yang harus saya pelajari tentang Tuhan. Benar2 banyak, literally. Saya bingung mau nulis apa. Yang satu2nya saya ingat selama setahun ini : Harus  mengandalkan Tuhan selalu. Apapun yang terjadi & ajaran2 Tuhan yang saya pelajari setahun ini, yang harus selalu dipegang adalah : Harus mengandalkan Tuhan selalu. Itu yang membuat seseorang bisa terus bertumbuh dalam iman.

Dan oia, satu ajaran Tuhan yang benar2 nampol saya banget di akhir umur 21 tahun kemarin, setelah sekian lama saya coba pikirkan, memang tidak ada manusia yang benar2 di atas manusia yang lain. Baik seseorang sudah mengenal Tuhan lebih lama daripada yang lain, tetap tidak menjadikan dia lebih baik atas sesamanya. Akan selalu ada kekurangan2 spiritual di setiap orang yang mana membutuhkan orang lain untuk menegur & mengajarnya. Judging people with love and be ready to receive correction with humbleness as well.

                                                                                                    [... cont'd]

Friday, July 08, 2011

Standar Ganda Korupsi Masyarakat Indonesia :)

Tadi di jalan saya tiba2 berpikir apakah keadaan bernegara yang semakin bobrok terjadi di Indonesia mungkin adalah karena keadaan masyarakat & dosa masyarakat sendiri? Di masyarakat, seperti kita sadari sendiri KKN adalah bukan kata & praktek yang asing, baik hal-hal yang kecil ataupun besar, baik untuk pekerjaan yg sederhana, seperti mengurus KTP saja masyarakat masih “mengaminkan” penyuapan, hingga ke pekerjaan besar seperti PNS, yg mana MASIH BANYAK anggota masyarakat yang menyuap masuk. Memang aneh rasanya, jika masyarakat yang korupsi menginginkan pemerintahan yang tidak korupsi. Jangan2 pemerintah sekarang dibuat semakin korupsi & bobrok sebagai sentilan dari Tuhan karena masyarakat sendiri masih tidak menyadari dirinya juga melakukan korupsi? Supaya masyarakat sadar bahwa pemberantasan korupsi itu harus dimulai dari bawah, dimulai dari yang menuntut hilangnya korupsi itu sendiri.

Kalau anda sendiri, bagaimana pendapatnya tentang alasan kenapa korupsi Indonesia bisa seperti lingkaran setan seperti sekarang ini? :'(

Wednesday, July 06, 2011

Don't Make Me Love You (Till I'm Ready)

Don't make me love you till I'm ready
Don't make me give you more than my kisses
I need you to go slow and steady
Don't make me love you till I'm ready

Oh, why you wanna rush into my life
Don't you wanna stop and get to know me better
We got all the time in the world tonight
And if we're meant to be we'll be together, hmm
Stay around just slow it down
Till we find out if we got what it takes

Don't make me love you till I'm ready
Don't make me give you more than my kisses
I need you to go slow and steady
Don't make me love you till I'm ready

Everything I know about you so far
Makes me believe that you're the one for me
But there's still a lot that's on my mind
And I need time before we go further
Don't you see?
So hold me, hold me
But don't be thinking I don't want you too

Don't make me love you till I'm ready
Don't make me give you more than my kisses
I need you to go slow and steady
Don't make me love you till I'm ready

It's been a little bit of a mystery
Let's wait till we have a bit of history
Behind ourselves ooh yeah
You don't got to be in such a rush
We can live for the moment if we trust
We'll be right here tomorrow, oh yeah


Don't make me love you, love you
Don't make me give you, uh, uh
I need you to go ooh yeah
Don't make me love you, uh, uh, oh yeah


I wrote this because I am a big fan of Christina ^^ hahahaha