Tuesday, May 17, 2011

Melihat Pernikahan Dengan Tidak Sempurna

Entri ini khusus dan teristimewa untuk kakak, teman, sekaligus yg sudah saya anggap sperti “mami” sendiri.

Gladies Petra.

You wouldnt know how Abraham's story, we discussed, has effected my mind so much, lady LOL. Couldnt appreciate it more than understanding itself. :)

**
 
Dalam memulai hubungan, biasanya ada yg menjadi pemicu saya tertarik dgn seseorang. Pasti. Bisa penampilan, bisa ada rasa ‘seerrr’ yg tdk bisa terjelaskan di dalam dada, bisa krn enak diajak ngobrol, dll. Keinginan berkenalan pun terjadi. Msh ingatkah alasan awal knp berkenalan? Ingatlah lagi, momen itu salah satu yang paling membahagiakan menurut saya. :)

Kmdn, dari brkenalan, trnyata semakin serius lagi tertarik. Ternyata dia jujur banget, ternyata dia easy-going banget, dan pujian2 menyenangkan lainnya. Dari menjelajah mall sampai hotel, dari pagi sampai sore, sudah dijalani bersama2. Sampai di suatu titik ekuilibrium, terjadilah titik tertinggi dimana kita menuntut kesempurnaan dari pasangan. Anehnya gampang sekali, kesempurnaan yang ada sebelumnya itu mendadak menjadi sirna. Ketika sedang ada di atas, bisa melihat ke bawah, ternyata tidak seindah selama ini diidam2kan, dan kepercayaan menjadi goyah, Misal, oh ternyata orangnya ember. Suka menceritakan rahasia yg seharusnya milik berdua ke teman-teman. Bagaimana aku sangat ketakutan melihat kucing yang mengedipkan matanya padaku. Bagaimana aku sangat bahagia saat malam kencan pertama kali, hingga sebelum tidur pun saya terus2n berterima kasih. Bagaimana aku sangat bergetar saat mencium dia pertama kali.

Apa dia tidak malu juga saat dia bercerita itu ke teman2nya?

Putus.

Lalu saya cari pacar baru lagi. Karena itu sesuatu pelajaran yang sangat besar, saya lebih ektra hati hati lagi dalam mencari. Skr lebih suka dan melirik yang pendiam sekarang daripada yang mudah ngomong. Ya, mmg masa lalu ga bisa dilepaskan. Ga perlu dilepas juga. Bukan berarti mnjadi tidak maju, tapi dijadikan pengalaman dan memang akan sll jadi memori berharga kan?

Kemudian, ketemu orang yang cakep luar biasa. Cara menganalisa masalahnya juga luar biasa. Pendiam pula. Yang paling penting, dianya jg menyambut. Tunggu apa lagi, umur sudah 23 tahun, nanti kira2 3 tahun berpacaran, then pas banget nikah umur 26 tahun sesuai rencana.



Jadian.
 

Tak terasa sudah berjalan 1 tahun. Semakin cinta. Dan ternyata mmg dia sangat pintar menjaga rahasia. Mungkin itu alasan dia pendiam ... Namun, oh Tuhan, kenapa dia juga diam terhadapku?  ..... apa jadinya hubungan ini tanpa komunikasi? Bagaimana kepercayaan ada jika tidak ada komunikasi? Bagaimana akan bisa mau saling memahami, jika tidak ada kpercayaan? Bagaimana bisa langgeng pernikahan nanti jika tidak bisa saling memahami?

Tapi, saya sudah menetapkan hati, cinta harus bisa menerima apa saja. Tetap tetapkan. Pokoknya cinta ini mengalahkan “ayan” itu. Apalah artinya “ayan” Romeo di dalam cerita jika Romeo sudah mendapatkan hati Juliet? Penonton hanya melihat cinta!

Namun,  masih ada satu lagi masa depan yang menakut nakuti saya. Katanya penyakit jantung itu menurun ke anak ya? Cari tahu bagaimana mencegahnya, walaupun tidak mungkin mencegahnya. Semakin banyak info yang didapat, semakin mengerikan. Semakin berat memikirkannya sendiri. Wajah cakepnya berubah menjadi standar. Pinternya yang diam tidak menanyakan kegelisahanku, malah terkesan goblok sekarang.

Putus. 7 ember airmata sudah saya sediakan. Hati terpecah2 lagi. Mengapa malang nasib ini? Apa salah Tuhan sehingga tidak ada jodoh yang aman bisa Dia sediakan untukku?

***

Umur 24 tahun.

Pendorong maju adalah masa lalu, tapi yang memutuskan adalah masa depan.

Masa depan sudah saya putuskan untuk cari pacar lagi. Tidak boleh kalah dengan kepahitan. Mati dua, masih ada 2 milyar lagi yang hidup. Kali ini kalau ketemu yang bisa bikin serrrr, tidak ember, pinter, dan ga “ayan”, saya akan membawanya ke dokter segera.

Benar,  ke dokter untuk cek kesehatan dan riwayatnya. Supaya tak ada lagi penyakit yang menjadi penghalang jodohku kali ini. Tak mau putus lagi. Tak mau sakit hati lagi.
Hmmm .. dan tiba2 dapat yang cakep, kulit eksotis, tinggi, baik dan dewasa. Apalagi dia dokter. Tak usah ke dokter, sudah sehat deh hehehe

Oh iya satu lagi, dia anak tunggal. Bapaknya punya media anu. Wakakakakaka.

Ah, akhirnya dapat juga yang sempurna. Hidup ini memang adil, masa lalu memang selalu menjadi pengalaman yang paling berharga.





Namun ...


...........

Tiba tiba .. saya jatuh dari kursi goyang !

Ha? ha? HA, HA? SHOCK SAYA!!

...

JIANCUUUK, JENGKEEELL!!!

Arghhh, saya jatuh dengan posisi yang tidak lebih pintar dari seorang keledai !!

GRRRR bodoooh!!!

Setelah terbangun dari mimpi itu, saya sadar saya ga bisa mendapatkan sesuatu yang sempurna. Bahkan untuk pernikahan sekalipun. Akan tidak dapat berjalan sempurna oleh manusia. Mendoakannya untuk berjalan sempurna pun sepertinya akan sia sia. Karena manusia yang menjalankannya.

Apa yang bisa kita lakukan jadinya? Saat hati sedih melihat ketidaksempurnaan manusia dan harus menghadapi itu datang ?

Mungkin, seharusnya kita memang tidak mudah menyerah.

Bertahan untuk cinta. (mohon jangan diimaginasikan D Bagindaz - Satu Cinta :D LOL)

Mengingat saat-saat awal berhubungan.

Mengingat alasan mengapa mmutuskan memilih dia untuk menjadi pasangan hidup.

Mengingat lagi kelebihan2 pasangan yang pasti lebih banyak dibanding kekurangan yang cuma satu atau dua saja.

Katanya itulah gunanya pengenalan yang banyak. Supaya bisa dapat mengaplikasikan kesabaran dalam pernikahan nantinya.

Tidak sempurna itu ok. Salah ketik beberapa huruf juga ok,. Yang penting tetap berusaha melakukan yang terbaik dan tetap merengkuh makna. Yaitu saat dimana kita mempunyai seseorang yang bnr2 harus dijaga, baik atas kelebihan dan kekurangannya, itulah pernikahan dari yang sudut yang tidak sempurna, menurut saya.


Gladies adalah Gladies dari awal. Dengan kelebihan dan kekurangannya.

Michael adalah Michael dari awal. Dengan kelebihan dan kekurangannya.

Ingat dan bawa itu selalu juga dalam bahtera pernikahan.

Tuhan menjadi dasar, dan kesabaran dari cinta kasih menjadi penuntunnya.


Untuk teman-teman saya, GladiesPetra & Michael Kemur.

Happy Wedding 17 Mei 2011.

Tak bisa terucapkan rasa sayang dan doa terhadap pernikahan, selain dari tulisan ini.

Binded by love, guided by faith. 

-----------------------------------------------------------------------------

Untuk “mami” aka Gladies,
Mami pernah bilang ke aku “Klo tahu kamu pernah suka sm Michael, mami ga deketin Michael deh”. Jawaban aku masih dan akan tetap sama Mi, “Ya cuma suka doang Mi. Ibarat klo pilih2 lawan jenis favorit di majalah2 gitu. Lagian klo namanya jodoh, pasti ga ketukar deh, Mi.”

And you can see, jodoh bener2 ga ketukar kan Mi? :D

Peluk cium atas pernikahan mami.
Salam sayang selalu.

2 comments:

Anonymous said...

Yang ini pengalaman pribadi atau fiksi ya Lin? :-)
< d4v1d >

Linda Regina said...

Hehehe, my pleasure Sir to make someone thinking and assuming :))

Post a Comment