Thursday, April 21, 2011

Anak, Kucing, dan Sampah

Pada dasarnya, saya tidak menyukai kucing. Sama sekali. Setiap ketemu (apalagi jika kucingnya mendekati kaki), saya pasti sll refleks kaget dan langsung mengangkat kaki. Rasanya merinding gimana gitu klo berdekatan secara fisik dgn bulunya = =" (padahal kalau bulu anjing, engga loh :p hehe)

Walaupun begitu tmn2, di lappie saya, saya mempunyai cukup banyak foto anak kucing yang lucu2, seperti ini  :D :


Hehe, lucu ya.
Tp sayangnya saya tetap tidak bisa memegang mereka karena geli dengan bulu2nya :(

Di antara segala jenis kucing, saya paling tidak suka dengan kucing kampung / liar. Paling agresif dari segala jenis kucing, menurut saya = =". Belum lagi, mereka pergi mencari makan dari satu tempat sampah ke tempat sampah lainnya. Saya bnr2 tidak akan mengizinkan mereka mendekati saya dan kuman2 lompat ke badan saya = =" wkwkkwkw ..


Nah terus kan ya, minggu lalu saya pergi ke rumah keponakan saya. Di sekitar daerah tempat keponakan saya itu, cukup banyak kucing kampung ... yg benar2 jorok = =" hiiyyy. Tidur di halaman rumah keponakan, makan di tempat sampah, lompat ke genteng, sering buat suara ribut malam2, dan melakukan perilaku hidup lainnya. Dengan memperhatikannya dari jauh, sudah cukup mengganggu saya karena saya ga habis pikir dgn perilaku mereka =_=".


Kmdn, accidentally sesuatu terjadi. Jadi, keponakan saya itu sebenarnya punya satu anak kucing liar yg dia adopsi dan dia main2 sama kucing itu di halaman belakang kemarin. Dia kasi makan, kemudian dia gendong, pokoknya menyenangkan sekali liatnya. Anak kucing ini seperti bayi buat dia.

Saya lihat keponakan saya memang memeliharanya dgn baik dan setelah beberapa hari observasi, saya melihat kucing tersebut ga mencari2 makanan di tempat sampah lagi, malah menunggu ponakan saya bawa makanan dgn sabar dll. Pokoknya menunjukkan sikap yg polite lah walaupun dia masih liar dgn hidup di luar rumah keponakan saya. Hingga di suatu titik, saya menyadari this cat doesn’t look like a trash anymore.

Nah, kemudian saya berpikir lagi, coba hal ini juga banyak diterapkan di anak2 saat orangtua membesarkan mereka. Menurut saya, anak mencari "sampah" karena orangtuanya "mengajarkan" mereka mencari sampah atau orangtuanya yang tidak menyediakan "makanan" yang cukup untuk perkembangan si anak (baik fisik ataupun rohani). Anak-anak akan mencari "sampah" porno di warnet, mencari "sampah" narkoba, makan makanan yg sembarangan, dll.

Dr pengalaman keponakan saya itu, saya belajar bahwa anak kita juga seperti kucing. Penuhi kebutuhan2 mereka dengan maksimal. Ajarkan mereka cara bertata-krama yang baik dan menjalankan hidup dengan benar. Peluk mereka. Lindungi mereka. Maka, mereka tidak akan berniat mencari "sampah" lagi. :)

0 comments:

Post a Comment