Wednesday, April 13, 2011

Hasil Observasi #1

Akhir-akhir ini saya banyak melakukan aktivitas memperhatikan Twitter2 orang (baik yg saya follow atau tidak) dari segi isi twit ataupun daftar pertemanannya. Kemudian sbg hasilnya, sesuatu terpikirkan oleh saya dan di entri ini, saya coba menjelaskan ide itu dgn mengambil dua contoh Twitter-user (tweeps) sbg perwakilan dari dua golongan "seleb Twitter" Indonesia yg saya perhatikan itu.

Ok, lets get this entry started (^_^ **)

Sebutlah namanya A. Dia seorang aktivis cyber-world . Tidak terkenal di dunia riil karena pekerjaannya memanglah pekerjaan normal, tapi beliau cukup memegang percaturan dunia jejaring cyber, dimana dimulai dari blog. Saya lihat dirinya memang suka ingin mengetahui segala sesuatu  dan menurut saya, kecerdasannya memang sebanding dengan ketenarannya. Saya juga termasuk yg rajin melihat blog beliau.

Kemudian, sebutlah namanya B. Dia adalah seorang tokoh terkenal, yg memegang kedudukan penting di dunia nyata dan punya blog yg berpengaruh di dunia cyber. Saya lihat dirinya memang suka ingin mengetahui segala sesuatu dan ingin belajar. Cerdas pula. Tetapi, yg saya perhatikan di Twitternya, teman2nya yg dia follow tidak banyak orang2 terkenal, malah saya pikir hanya teman2 terdekatnya saja. Dan dari yg saya perhatikan juga tweet2nya ke teman2nya itu, tweet2nya sangat jarang yg berkaitan dgn masalah ‘sehari2’ dan lebih banyak menguras  logika.

Kemudian dua hal lainnya yang saya lihat cukup berbeda di antara mereka:
Untuk A, dari yg saya lihat, tweets2nya adalah tweets cerdas, tetapi ntahlah kenapa, mungkin karena byk mengetahui hal2 dari pengalamannya sebagai blogger, membuat beliau hanya bergaul dengan segelintir blogger/ tweeps2 cerdas lainnya dan akhir2 ini, isi pembahasannya seperti terlalu ekseklusif dgn bahasa tingkat tinggi. Bukan rahasia antar segelintir bloggers / tweeps lagi yg menyatakan si A adalah orang cerdas yg 'sombong'.

Untuk B, dari yang saya lihat, tweets2nya juga adalah tweets cerdas, tapi beliau juga mengakomodir / berdialog dengan tweets ‘normal’, yg bisa dilihat dari jawabannya yg tidak melulu ditujukan untuk teman2nya sesama orang cerdas.

Oia sebelum saya lupa,  A lebih aktif ngetweet dan melakukan aktivitas online lainnya dibanding B.

Nah, utk mempersingkat waktu, segera masuk ke inti yg membuat saya berpikir  :
Saya disini tidak mempersoalkan bagaimana orang dgn kecerdasannya melakukan interaksi bersama orang lain, karena tiap orang punya market pertemanan, gaya, dan kepribadian yg berbeda2. Mau dia hanya bergaul sm orang2 cerdas aja, ngapain sewot / larang2 juga kan :D. 

Hal yg lebih penting dan menarik pikiran saya dapat disimpulkan sbb:
- Bahwa tidak sll terbukti adagium “tong kosong itu selalu nyaring bunyinya” di zaman informasi ini. Orang yg byk bicara juga punya sisi cerdas sama seperti orang yg lebih banyak diamnya, saya rasa.

- Bahwa tidak terbukti adagium “semakin berisi, padi semakin merunduk” adalah sll seperti itu. Skr ini, orang cerdas tidak selalu identik dengan orang yg “rendah hati”. Ntah  pribahasa tsbt yg mereduksi fakta  atau realitas yg berkembang menjadi fakta yg baru, tapi yg pasti, zaman skr tipe orang cerdas juga mempunyai karakteristik “sombong”, selain “merunduk”. Tidak adil, menurut saya, kalau kita bilang hanya tong kosong yg boleh sombong dan juga meniadakan/tidak mengakui sisi kecerdasan yg benar2 cerdas dari seorang manusia yg punya sisi sombong. 

Yg saya dengar dari tetua saya, nilailah dan akuilah kelebihan dan kekurangan orang dengan adil, berdasarkan segala sesuatu dan seberapa jauh kapasitas  yg dipunyai dirinya.


PS. Hasil observasi ini belum selesai (^_^ ). Dr hasil observasi ini, saya juga masih tertarik utk mengetahui apa hal sombong-rendah hati-cerdas ini mempunyai hubungan dengan keterbukaan di era informasi yg semakin merata ya? ^^a

Bahwa orang2 dari golongan manapun, semakin mudah mendapatkan informasi dan semakin cerdas dengan informasi tersebut, yang dpt membuktikan hal kecerdasan tidak ada hubungannya/dipengaruhi hal "kesombongan" yg katanya dpt mengurangi kecerdasan (^_^ )

(kecerdasan yg  dimaksud disini bukan "kebijaksanaan" / "pengetahuan" seperti  di Amsal 1:7, tapi sebatas kemampuan "intelektualitas" biasa saja ^^)

0 comments:

Post a Comment